Penjelasan Vektor jam Transformator Vektor Grup Trafo 3 fasa 2 belitan
Vektor grup trafo dinyatakan dalam bilangan jam
(searah putaran jam/ clock wise). Tiap satu bilangan jam mewakili beda
sudut 30 derajat. Vektor grup menentukan pergeseran sudut arus pada
belitan primer dan sekunder.
Trafo 3 fasa 2 belitan memliki beberapa macam
konfigurasi belitan. Apabila dilihat dari jenis penyusunan belitan antar
fasa maka ada dua macam tipe belitan yaitu : belitan Wye (star) dan
belitan delta. Sedangkan berdasarkan pergeseran sudut fasa antara arus
pada kumparan primer dan kumparan sekunder maka ada beberapa macam tiep
jenis belitan seperti terlihat pada gambar 1.
Trafo dengan vektor grup Yd1 berarti belitan primer
terangkai Wye (Y) sedangkan belitan sekunder terangkai delta, angka 1
menunjukkan bahwa arus pada kumparan primer dan kumparan sekunder
berbeda 30 derajat. Sedangkan pada trafo dengan vektor grup Yd5 arus
pada kedua belitan berbeda 150 derajat (5 x 30 derajat).
Cara menggambar vektor grup Yd1 dan rangkaian belitan trafo adalah sebagai berikut :
-
Gambar vektor A,B,C (arus pada belitan primer) dalam lingkaran jam. dalam lingkaran jam
-
gambar vektor bantu yang menunjuk jam 1
-
gambar vektor a (arus pada belitan sekunder a) searah dengan vektor A dengan kepala vektor menuju arah jam 1 (perhatikan gambar 2)
-
gambar vektor b (arus pada belitan sekunder b) searah dengan vektor B dengan pangkal vektor berada pada vektor a.
-
gambar vektor c (arus pada belitan sekunder c) searah dengan vektor C dengan pangkal vektor berada pada vektor b dan kepala vektor berada pada pangkal vektor a.
-
beri notasi tambahan 1 pada tiap kepala vektor a,b, dan c serta notasi 2 pada pangkal vektornya.
Sedangkan untuk menggambar rangkaian belitan
trafonya, tinggal kita lihat gambar vektor grup yang telah kita beri
notasi tambahan seperti tamapak pada gamabr 2.
-
Gambar rangkaian belitan Wye pada sisi primer
-
fasa r pada belitan sekunder terhubung pada a1 dan c2
-
fasa s pada belitan sekunder terhubung pada a2 dan b1
-
fasa t pada belitan sekunder terhubung pada b2 dan c1
Pembuktian pergeseran sudut ini bisa kita lakukan dengan melihat gambar 3.
Arus fasa R yang mengalir pada belitan A adalah 115.6
A dengan sudut 0 derajat dengan arah dari A1 menuju A2, sedangkan arus
pada belitan sekunder a adalah 867 A dengan sudut 0 derajat, sedangkan
arus pada belitan yang lain adalah sebagai tampak pada gambar. arus yang
mengalir pada fasa r merupakan penngurangan vektor arus yang mengalir
pada belitan a dan belitan c (perhatikan arah vektor yang ditunjukkan
dengan tanda panah. Pada titik disekitar a1 berlaku hukum kirchoff :
arus keluar (meninggalkan a1) = arus masuk (menuju a1)
Ir + Ic = Ia
Dengan
Ir : arus pada fasa r
Ia : arus pada belitan a
Ic : arus pada belitan c , sehingga diperoleh
Ir : arus pada fasa r
Ia : arus pada belitan a
Ic : arus pada belitan c , sehingga diperoleh
Ir + 867 < 120 = 867 < 0
Ir = 867 < 0 – 867 <120
Ir = 1501.688 < –30
Terbukti bahwa ketika arus R mempunyai sudut 0 derjat
maka arus r mempunyai sudut –30 derajat. Beda sudut sebesar 30 derajat
ini hanya berlakau ketika arus pada fasa R, S dan T mempunyai besar yang
sama serta memliki beda sudut 120 derajat (dalam kondisi yang
seimbang). APabila arus pada fasa R, S , T tidak berada dalam kondisi
seimbang maka pergeserean sudut pada sisi primer dan sekunder akan
bervariasi tergantung besar arus yang mengalir pada tiap fasa. Untuk
memberi gambaran yang lebih jelas, silahkan download file excel berikut untuk melihat pergeseran sudut yang saya maksud.
Komentar
Posting Komentar