Penjelasan Lengkap Tentang SCADA pada sistem tenaga listrik
Apa
sih SCADA itu..?
SCADA
merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition.Maksud
dari SCADA yaitu pengawasan,pengontrolan dan pengumpulan data. Suatu sistem
SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master
Station/ RCC (Region Control Center), dan jaringan telekomunikasi data
antara RTU dan Master Station. Nah dalam komunikasi antara Master Station (MS)
dengan setiap Remote Terminal Unit (RTU) dilakukan melalui media yang bisa
berupa fiber optik, PLC (power line carrier), atau melalui radio, dimana
dalam hal ini data dikirimkan dengan protokol tertentu (biasanya tergantung
vendor SCADA yang dipakai) misalnya Indactic 33, IEC-60870, dll. Sistim ini
banyak dipakai di lapangan produksi minyak dan gas (Upstream),Jaringan Listrik
Tegangan Tinggi (Power Distribution) dan beberapa aplikasi sejenis dimana
sistem dengan konfigurasi seperti ini dipakai untuk memonitor dan mengontrol
areal produksi yang tersebar di area yang cukup luas.
Istilah
SCADA, DCS (Distributed Control System), FCS dan PLC (Programmable
Logic Control ) saat ini sudah menjadi agak kabur karena aplikasi yang
saling tumpang tindih. Walaupun demikian kita masih bisa membedakan dari
arsitektur-nya yang serupa tapi tak sama. Sesuai dengan rancang bangun awalnya,
DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi kontrol proses, sedangkan SCADA lebih
berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah diterangkan diatas
SCADA
telah mengalami perubahan generasi, dimana pada awalnya design sebuah SCADA
mempunyai satu perangkat MTU yang melakukan Supevisory Control dan Data
Acquisition melalui satu atau banyak RTU yang berfungsi sebagai (dumb) Remote
I/O melalui jalur komunikasi Radio, dedicated line Telephone dan lainnya.
Generasi
berikutnya, membuat RTU yang intelligent, sehingga fungsi local control
dilakukan oleh RTU di lokasi masing-masing RTU, dan MTU hanya melakukan
supervisory control yang meliput beberapa atau semua RTU. Dengan adanya local
control, operator harus mengoperasikan masing-masing local plant dan
membutuhkan MMI local. Banyak pabrikan yang mengalihkan komunikasi dari MTU –
RTU ke tingkatan MMI (Master) – MMI (Remote) melalui jaringan microwave atau
satelit. Ada juga yang mengimplementasi komunikasinya pada tingkatan RTU,
karena berpendapat bahwa kita tidak bisa mengandalkan system pada Computer, dan
komunikasi pada tingkatan Computer (MMI) membutuhkan bandwidth yang lebar dan
mahal.
Dengan
majunya teknologi Intranet dan Internet saat ini, concept SCADA diatas berubah
menjadi lebih sederhana dan memanfaatkan infrastruktur Intranet yang pada saat
ini umumnya sudah dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina.
Apabila ada daerah-daerah atau wilayah yang belum terpasang infrastruktur
Intranet, saat ini dipasaran banyak bisa kita dapatkan Wireless LAN device yang
bisa menjangkau jarak sampai dengan 40 km (tanpa repeater) dengan harga relatif
murah.
Setiap
Remote Area dengan sistem kontrolnya masing-masing yang sudah dilengkapi dengan
OPC (OLE for Process Control; OLE = Object Linking & Embedding)
Server, bisa memasangkan suatu Industrial Web Server dengan Teknologi XML yang
kemudian bisa dengan mudah di akses dengan Web Browser biasa seperti yang kita
gunakan untuk Internet Browsing seperti MS Internet Explorer, Netscape, dsb.
Dari Web Browser ini kita bisa mendapatkan semua tampilan seperti pada layar
MMI local, atau dibuatkan tampilan sendiri sesuai kebutuhan. Kontrol tetap bisa
dilakukan melalui Web Browser ini sebagaimana layaknya MMI di lokasi local.
Untuk
sekuriti, system harus kita lengkapi dengan Router yang hanya mem-publish Web
Server ke WAN (Wide Area Network) untuk mengisolir hacker untuk mengganggu
Control System pada Control Network kita di lokasi masing-masing. Industrial
Web Server juga dilengkapi dengan banyak sekali fasilitas sekuriti, seperti login
name dengan password, menentukan komponen mana yang perlu di-publish dan mana
yang ‘read only’, mana yang bisa dilakukan ‘control’ dari remote, dan
sebagainya.
System
seperti ini populer dengan sebutan Remote Application Control System (RACS),
yang makin digemari orang, karena sebenarnya hal seperti inilah yang dibutuhkan
pada waktu kita akan memasangkan suatu SCADA system. Idealnya, seluruh
Pertamina mulai dari EP dengan TMG-nya, UP dengan banyak Unit Daerahnya, PDN
dengan jaringan Distribusi dan Pemasarannya, dengan mudah bisa di-integrasikan
melalui teknologi Intranet dan Internet. Bahkan kita bisa me-launch Web Server
kita ke jaringan Internet yang otomatis bisa kita akses dari manapun di seluruh
dunia.
Sedikit
tambahan,beberapa peralatan/istilah yg lazim digunakan dlm Control System,
yaitu:
SCADA
(Supervisory, Control, and Data Acquisition)
HMI/MMI
(Human/Man Machine Interface)
PLC
(Programmable Logic Controller)
DCS
(Distributed Control System)
Remote
I/O (Input/Output)
Signal
Conditioning
Data
Transferred Media (Coaxial Cable, Optic Cable, Radio Freq)
Processor,
Memory(RAM/ROM) ..dst
Control
System itu memiliki Hirarki/Tingkatan/Level dalam sistemnya, dan teknologi
terbaru saat ini hirarki2 tsb sdh menjadi terintegrasi yg kemudian dikenal dgn
istilah “Integrated System” (klo yg ini ntar pembahasannya bisa jd lebih lebar
dan luas lagi).
Secara
sederhana/gampangnya Hirarki-nya dibagi menjadi beberapa tingkatan:
Level
1 (yg paling bawah) adalah : Instrument, Motor, M/C (yg berhubungan secara
langsung dgn Proses)
Level
2 : PLC / DCS, adalah perangkat yg spt halnya PC memiliki Processor, Memory, jg
I/O yg terkoneksi ke Equipment2 di Level 1.
Nah,
Program2 itulah yg dibuat & diLoad oleh User ke Memory agar Processor
meng-eksekusi perintah2 tsb melalui Remote I/O-nya.
Ada
2 type yaitu Analog dan Digital.
Level
3 : HMI/MMI (semacam Panel Digital) atau SCADA berupa Software yg terinstal di
Computer/PC untuk membantu User memahami/mengawasi/mengontrol(value adjustment)
proses yg berlangsung atau juga kondisi equipment di Plant melalui Layar
Monitor (biasanya di Control
Room)
Selain itu data2 yg telah terbaca tersebut bisa disimpan/direcord/diLog dlm
storage disk di PC, sehingga Trend dr proses atau equimpent bisa diketahui
(per-day/per-week/per-month/ dst)
Kalau
masalah bgmna hubngnya dgn Networking kemudian Analisa, maka kalau diruntutkan
dari level yg paling rendah itu adalah proses Signal Conditioning (Analog to
Digital Converter/ADC, DAC, Signal Coding Methode, Profibus, Profinet,
Controlnet,… dst) kemudian jika signal data2 trsbut sdh ter-Kondisikan/se-type
spt halnya signal data komputer barulah kemudian itu urusannya Computer
Networking (Client-Server)
Demikian
dulu sedikit ulasan tentang SCADA,maaf kalau tulisannya kurang terstrukur
karena memang tulisan ini merupakan rangkuman dari tulisan2 rekan2 yang ada di
internet.Maklum aja,aku juga lagi belajar tentang SCADA…So yang aku tahu cuma
gambaran umumnya saja…
SCADA bukanlah teknologi khusus,
tapi lebih merupakan sebuah aplikasi. Kepanjangan SCADA adalah Supervisory Control
And Data
Acquisition, semua aplikasi yang
mendapatkan data-data suatu sistem di lapangan dengan tujuan untuk pengontrolan
sistem merupakan sebuah Aplikasi SCADA!
Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA,
yaitu:
- Proses, sistem atau mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant, sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja;
- Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, memungkinkan Anda melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-komponen sistem tersebut.
Anda dapat membangun sistem SCADA
menggunakan berbagai macam teknologi maupun protokol yang berbeda-beda.
Dimana
SCADA Digunakan/Diperlukan?
Anda dapat memanfaatkan SCADA untuk
mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya, SCADA digunakan untuk melakukan
proses industri yang kompleks secara otomatis, menggantikan tenaga manusia
(bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis - konsekuensi logisnya
adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang melibatkan faktor-faktor
kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih
banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak
nyaman dan/atau aman lagi.
Sebagai contoh, SCADA digunakan di
seluruh dunia misalnya untuk…
- Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker dan untuk mematikan/menghidupkan the power grid;
- Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan dalam pipa dan berbagai macam faktor lainnya;
- Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan dan sistem keamanan.
- Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
- Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
- Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik dan mendeteksi sinyal-sinyal yang salah
Dan, tentunya, masih banyak lagi
aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA saat ini digunakan hampir
di seluruh proyek-proyek industri dan infrastruktur umum.
Intinya SCADA dapat digunakan dalam
aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan dalam pemantauan sekaligus juga
pengontrolan, dengan berbagai macam media antarmuka dan komunikasi yang
tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch Screen, TCP/IP, wireless dan
lain sebagainya).
Mengapa
Menggunakan SCADA?
Coba sekarang pikirkan
tanggung-jawab atau tugas Anda di perusahaan, berkaitan dengan segala macam
operasi dan parameter-parameter yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi:
- Apakah peralatan Anda membutuhkan Catu Daya, suhu yang terkontrol, kelembaban lingkungan yang stabil dan tidak pernah mati?
- Apakah Anda perlu tahu - secara real time - status dari berbagai macam komponen dan peralatan dalam sebuah sistem kompleks yang besar?
- Apakah Anda perlu tahu bagaimana perubahan masukan mempengaruhi luaran?
- Peralatan apa saja yang perlu Anda kontrol - secara real time - dari jarak jauh?
- Apakah Anda perlu tahu dimanakah terjadinya kesalahan/kerusakan dalam sistem sehingga mempengaruhi proses?
Pemantauan
dan Pengontrolan secara Realtime Meningkatkan Efisiensi & Memaksimalkan
Keuntungan
Tanyakan beberapa poin tersebut
sebelumnya, saya yakin Anda akan bisa memperkirakan dimanakah Anda bisa
mengaplikasikan SCADA. Bisa jadi Anda akan berkata lagi “Terus ngapain? So
What?”. Apa yang sebenarnya ingin Anda ketahui adalah hasil secara nyata yang
bagaimanakah yang bisa Anda harapkan dengan mengaplikasikan SCADA?
Berikut ini beberapa hal yang bisa
Anda lakukan dengan Sistem SCADA:
- Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
- Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat dan tepat.
- Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
- Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan (inefisiensi).
- Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih yang lebih sedikit.
Intinya, sebuah sistem SCADA
memberikan Anda keleluasaan dalam mengatur maupuan mengkonfigurasi sistem. Anda
bisa menempatkan sensor dan kontrol di setiap titik kritis di dalam proses yang
Anda tangani (seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik, Anda bisa
menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat). Semakin banyak hal yang bisa
dipantau, semakin detil operasi yang bisa Anda pantau dan semuanya bekerja
secara real-time. Tidak peduli sekompleks apapun proses yang Anda
tangani, Anda bisa melihat operasi proses dalam skala besar maupun kecil dan
Anda setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus
meningkatkan efisiensi. Dengan SCADA, Anda bisa melakukan banyak hal, dengan
ongkos lebih murah dan, tentunya, akan meningkatkan keuntungan!
Contoh Arsitektur SCADA
Sebuah sistem SCADA memiliki 4
(empat) fungsi , yaitu:
- Akuisisi Data,
- Komunikasi data jaringan,
- Peyajian data, dan
- Kontrol (proses)
Fungsi-fungsi tersebut didukung
sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen SCADA, yaitu:
- Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung berhubungan dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol;
- RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini), maksudnya sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah langsung ke peralatan di lapangan;
- Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan komputer yang digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini menyediakan HMI (Human Machine Interface) bagi pengguna dan secara otomatis mengatur sistem sesuai dengan masukan-masukan (dari sensor) yang diterima;
- Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master SCADA dengan RTU-RTU di lapangan.
Sistem
SCADA yang Paling Sederhana Di Dunia!
Sistem SCADA yang paling sederhana
yang mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah rangkaian tunggal yang
memberitahu Anda sebuah kejadian (event). Bayangkan sebuah pabrik yang
memproduksi aksesoris, setiap kali produk aksesoris berhasil dibuat, akan
mengaktifkan sebuah saklar yang terhubungkan ke lampu atau alarm untuk
memberitahukan bahwa ada satu aksesoris yang berhasil dibuat.
Tentunya, SCADA bisa melakukan lebih
dari sekedar hal sederhana tersebut. Tetapi prinsipnya sama saja, Sebuah sistem
SCADA skala-penuh mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses yang jauh
lebih besar dan kompleks.
Akuisisi
Data
Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan
yang jauh lebih banyak dan kompleks dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan
sebuah produk (seperti contoh sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan
terhadap ratusan hingga ribuan sensor yang tersebar di seluruh area pabrik.
Beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap masukan (misalnya, laju air
ke reservoir) dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap luaran
(tekanan, massa jenis, densitas dan lain sebagainya).
Beberapa sensor bisa melakukan
pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa dideteksi menggunakan saklar
ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai masukan diskrit atau masukan
digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah alat sudah bekerja (ON)
atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau belum (OFF), mesinnya sudah
mengaduk (ON) atau belum (OFF) dan lain sebagainya. Beberapa sensor yang
lain bisa melakukan pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai
tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini disebut masukan analog,
bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara kontinu pada, misalnya,
tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.
Untuk kebanyakan nilai-nilai analog,
ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya, baik batas atas maupun
batas bawah. Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat
Celcius, jika suhu ada di bawah atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu
alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor
analog: Major Under, Minor Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.
Komunikasi
Data
Dari contoh sederhana pabrik
aksesoris, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus tersebut adalah sekedar kabel
yang menghubungkan saklar dengan panel lampu. Kenyataannya, seringkali Anda
ingin memantau berbagai macam parameter yang berasal dari berbagai macam sensor
di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda membutuhkan sebuah jaringan
komunikasi untuk melakukannya.
Pada awalnya, SCADA melakukan
komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel serial khusus. Saat ini
data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk
alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan komputer lokal
(LAN - Local Area Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di
Internet.
Komunikasi SCADA diatur melalui
suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus yang sesuai dengan
produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar protokol yang
ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan komuninkasi lagi.
Karena kebanyakan sensor dan relai
kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana, alat-alat tersebut tidak
bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi. Dengan demikian
dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU
mengubah masukan-masukan sensor ke format protokol yang bersangkutan dan
mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima perintah dalam format
protokol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang
bersangkutan.
Gambar
Contoh Jaringan pada Sistem SCADA
Representasi
Data
Untuk kasus pabrik aksesoris kita,
satu-satunya tampilan adalah sebuah lampu yang akan menyala saat saklar
diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa puluhan hingga ratusan lampu,
bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk mengawasi lampu-lampu tersebut,
emangnya lampu hiasan? Bukan khan?
Sistem SCADA melakukan pelaporan
status berbagai macam sensor (baik analog maupun digital) melalui sebuah
komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine Interface)
atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses ke kontrol panel ini bisa
dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan saat ini sudah tersedia
panel-panel kontrol yang TouchScreen. Perhatikan contoh-contoh gambar dan
penjelasan pada STUDI KASUS.
Gambar
Contoh akses SCADA melalui website
Kontrol
Sayangnya, dalam contoh pabrik
aksesoris, tidak ada elemen kontrol. Baiklah, kita tambahkan sebuah kontrol.
Misalnya, sekarang operator juga memiliki tombol pada panel kontrol. Saat dia
klik pada tombol tersebut, maka saklar di pabrik juga akan ON.
Okey, jika kemudian Anda tambahkan
semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA melalui HMI-nya, maka Anda
mendapatkan sebuah kontrol melalui komputer secara penuh, bahkan menggunakan SCADA
yang canggih (hampir semua produk perangkat lunak SCADA saat ini sudah
canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa
melibatkan campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual
mengontrolnya dari stasion master.
Tentunya, dengan bantuan SCADA,
proses bisa lebih efisien, efektif dan meningkatkan profit perusahaan.
Studi
Kasus & Trend Masa Kini
Pemantauan level tangki di Salah
satu Depot BBM Pertamina saat ini sudah bisa dilakukan melalui website internal
Pertamina. Implementasi sudah dilakukan sejak tahun 2007 yang lalu.
Pengembangan SCADA dilakukan menggunakan Visual Basic (saat ini Anda bisa
mendowload gratis Visual Basic 2010 Express Edition, ya benar! Gratis! Anda langsung bisa memulai membuat
SCADA…).
Gambar
1. Tampilan awal website Pemantauan Tangki BBM
Gambar
2. Hasil akusisi data lapangan Pemantauan Tangki BBM
Di depot BBM Pertamina Semarang juga
telah kita lakukan otomasi penyaluran BBM. Sistem SCADA dikembangkan (juga)
menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL. Dengan demikian proses penyaluran BBM
dapat diawasi dan berjalan secara efektif dan efisien hingga pengiriman SMS ke
SPBU terkait.
Gambar
3. Modul Drive-In (antrian tangki) dan Gate-In (penyaluran stock BBM), saat
truk tangki masuk areal antrian
Gambar
4. Modul Drive-In (antrian tangki) dan Gate-In (penyaluran stock BBM), saat
truk tangki masuk areal pengisian
Gambar
5. Pemantauan proses penyaluran
Gambar
6. Pemantauan proses penyaluran, alternatif tampilan
Iconics,
salah satu perusahaan SCADA yang terkenal, memberikan pernyataan sbb:
Today’s plant operations are faced
with the need to perform better and to be more competitive with less resources.
For plant-level operations, today’s systems need to connect to different
infrastructures for data gathering and users need to analyze and visualize data
in real-time. The connectivity or aggregation needed today can come from
a wide range of data sources including OPC and SMNP data, PLCs, plant
historians and more. To stay competitive you need to analyze your
plant level information in real-time in order to make necessary production
adjustments. Visualization needs to happen across many platforms, such as
dedicated operator stations, pocket and wireless devices and via web browsers.
Gambar
7. Konsep yang diunggulkan Iconics melalui Perangkat Lunaknya Genesis 32 (ada
juga versi 64-bit nya)
Selain itu, Iconics dan Ge Fanuc
juga sudah mendukung Solusi Total untuk pengembangan SCADA terpadu mulai dari
pabrik hingga ke para pengambil keputusan di tingkat manajer.
Gambar
8. Konsep Plant/Factory operation to IT Enterprise System dari Iconics
(OPC Tookits, Genesis-32 dan BizViz)
Gambar
9. Konsep Plant/Factory operation to IT Enterprise System dari Ge Fanuc
Link terkait, untuk informasi lebih
lanjut…
- Iconics (klik Genesis-32),
- Ge Fanuc (klik Cimplicity),
- SCADA menurut Wikipedia (klik versi Indonesia, versi Inggris)
- RTU menurut Wikipedia (klik versi Inggris)
Okey, sekarang persoalannya adalah
bagaimana memilih dan memilah sistem SCADA yang baik. Apalagi, sistem SCADA
yang diimplementasikan akan Anda gunakan 10 hingga 15 tahun mendatang, tentunya
Anda harus mencari produk-produk yang terkenal reputasinya. Namun hal ini akan
berdampak pada investasi yang harus dilakukan, sebuah produk dengan reputasi
handal dan terkenal tentu harganya jauh lebih mahal dibandingkan produk-produk
SCADA baru yang saat ini mulai banyak bermunculan.
Ada beberapa hal penting yang perlu
Anda perhatikan, antara lain:
- Anda bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak perlu;
- Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang diinginkan;
- Atau barangkali saat ini sistem sudah betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi tidak untuk pengembangan masa depan.
Catatan
singkat mengenai Sensor dan Jaringan
Sensor dan relai kontrol merupakan
komponen yang penting. Tentu saja, ada beberapa sensor yang lebih baik daripada
lainnya, namun tersedianya datasheet untuk sebuah sensor akan membantu
Anda mengenali lebih detil sensor yang bersangkutan, sehingga Anda bisa memilih
mana yang terbaik.
Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis
TCP/IP merupakan jaringan yang mudah digunakan, dan jika pabrik Anda belum
semuanya memiliki jaringan, transisi ke jaringan LAN bisa jadi merupakan tujuan
jangka panjang perusahaan. Namun Anda tidak perlu langsung menerapkan jaringan
LAN semuanya untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan SCADA. Sistem SCADA
yang baik akan mendukung jaringan lama Anda sekaligus juga jaringan LAN,
sehingga Anda bisa melakukan transisi secara bertahap.
Berikut saya sampaikan beberapa
petunjuk (dari pengalaman dan beberapa rujukan dari online maupun offline)
dalam membangun sistem SCADA terutama masalah pemilihan RTU dan MTU.
Apa
yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU
SCADA RTU Anda harus mampu
berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang ada di pabrik dan bisa
bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin, tekanan dan
lain sebagainya). Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih RTU
yang berkualitas:
- Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai Anda membeli RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan pernah digunakan, ini adalah pemborosan.
- Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak bisa bertahan buat apa pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan alat jebol.
- Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam setiap hari, tujuh hari seminggu. Dengan demikian sudah seharusnya digunakan RTU yang mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan baterei).
- Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu daya. Port serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online walaupun jaringan saat itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port komunikasi beragam dapat mendukung strategi migrasi LAN.
- Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya) dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan selalu uptodate (terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
- Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua aplikasi, namun menawarkan kemudahan operasional.
- Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara tepat dan akurat;
- Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan daya (power failure).
Tipikal arsitetur RTU (klik untuk
memperbesar)
Apa
yang perlu Anda perhatikan saat memilih SCADA MTU
SCADA master atau MTU harus mampu
menampilkan berbagai informasi dalam bentuk yang familiar bagi pengguna atau
operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan SCADA MTU:
- Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan kejadian yang kompleks yang merupakan kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan soft control (tanggapan terhadap sensor yang bisa diprogram).
- Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan pemantauan 24 jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara otomatis sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang bersangkutan.
- Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang bisa menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana, dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana Anda seharusnya menangani atau menanggapinya.
- Tapis untuk alarm yang tidak perlu. Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat para staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm dan akhirnya, bisa jadi, mereka mulai percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-alarm mana yang mengganggu dan yang kritis.
- Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.
- Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal, master yang kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi pemantauan dan pengontrolan.
- Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk produk-produk mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan mengamankan sistem SCADA Anda dari keusangan yang tak-terencana.
Komentar
Posting Komentar